Knock Nevis, or T.T. Jahre Viking adalah kapal terbesar yang pernah
dibuat. Ini adalah super tanker dengan kelas ULCC (Ultra Large Crude
Carrier), kapal ini berukuran panjang 485 meter (1503 feet), apabila
kapal ini berdiri maka kapal ini akan lebih tinggi dari Petronas Twin
Tower . Jahre Viking mempunyai kedalaman sarat muatan penuh 25 meter.
Karena ukurannya yang besar ini, Jahre Viking tidak bisa melewati
terusan Panama maupun terusan Suez bahkan Selat Inggris-pun tidak bisa
dilewati. Cargo capacity (deadweight tonnage) dari Jahre Viking adalah
564,763 ton, Jahre Viking dapat mengangkut sekitar 650,000 m³ (4.1 juta
barrel) minyak mentah (crude oil) sekali berlayar. Jahre Viking pada
mulanya dibangun dengan displacement of 480,000 tons oleh Sumitomo Heavy
Industries Yard di Jepang pada 1975 dengan nomor lambung 1016, yang
kemudian diberi nama Seawise Giant.
2. Cargo Ship Emma Maersk
Salah satu Container Ship terbesar di dunia tentu saja dimiliki oleh
perusahan pemilik Container Ship terbesar MAERSK-Group. Kapal ini diberi
nama EMMA MAERSK, merupakan Container Ship terbesar yang sudah
dioperasikan. Kapal ini mampu memuat hampir 11,000 TEU’s (Twenty feet
Equivalent Unit), tidak kurang dari 1,400 container lebih banyak dari
pada kemampuan muat kapal lain. Itu menurut batas stabilitas kapal
sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan, dengan asumsi berat per
container 14 ton. Tetapi pada dasarnya kapal ini didesain mampu memuat
14,500 TEU’s. Kapal ini dibuat oleh Odense Steel Shipyard Denmark pada
2006. Ada fakta yang menarik ketika kapal ini sedang dibangun, dimana
terjadi kebakaran besar di dek akomodasi dan bridge deck yang
menyebabkan banyak kerusakan. Tetapi semuanya dapat diperbaiki dengan
cepat dan kapal diselesaikan tepat waktu. Kapal ini diberi nama EMMA
MAERSK, yang merupakan nama dari istri Maersk Mc-Kinney pendiri
MAERSK-Group.
3. Cruise Ship Queen Mary II
Kapal Pesiar termewah dan terbesar yang beroperasi untuk saat ini adalah
Quenn Mary 2. Queen Mary 2 beroperasi dibawah bendera Cunard Line, yang
merupakan pemilik kapal pesiar terbesar sebelumnya The Queen Mary.
Queen Mary 2 ter-registrasi di Suthampton, United Kingdom. Pembangunan
Queen Mary 2 menelan biaya sekitar 900 juta US dollars, itu merupakan
salah satu kapal termahal yang pernah dibuat. Tetapi biaya pembangunan
yang segitu besar sebanding dengan kemewahan yang ditawarkan, Queen Mary
2 adalah “The most luxurious pearl in the crown of cruise liners”.
Eksterior dari Queen Mary 2 ditangani oleh arsitek handal Stephen Payne.
Ukuran yang sangat besar menjadi halangan terbesar dalam menciptakan
kenyamanan bagi penumpang. Sebagai contoh, chimney kapal harus di-desain
agar gas buang yang dihasilkan mesin kapal tidak menimbulkan polusi di
sekitar upper deck yang merupakan public area paling ramai di kapal itu.
4. Berge Stahl
Berge Stahl terdaftar di Stavanger, Norwegia. kapal ini sebelumnya
terdaftar di Monrovia, Liberia. kapal ini dibangun pada tahun 1986 oleh
Hyundai Heavy Industries. Kapal ini sekarang dimiliki perusahaan
Singapura BW Group.
Karena ukurannya yang sangat besar, Kapal ini hanya dapat merapat penuh
di dua pelabuhan didunia yaitu, Terminal MarĂtimo de Ponta da Madeira di
Brazil dan Europoort dekat Rotterdam di Belanda.
5. Carrier, USS Enterprise
Kapal perang terbesar, tentu saja adalah kapal induk yang dimiliki oleh
Angkatan Laut Amerika Serikat.
Dari sekian banyak armada perang US Navy, yang terbesar adalah kapal
induk dari kelas Nimitz. Supercarrier kelas Nimitz ini dilengkapi dengan
masing-masing 2 reaktor nuklir buatan Westinghouse yang menggerakkan 4
turbin uap yang terhubung dengan 4 poros propeller. Mesin turbinnya
menghasilkan 260,000 tenaga kuda yang dapat menggerakkan kapal dengan
kecepatan 30+ knots. Dengan reaktor nuklir ini artinya kapal ini tidak
perlu “ngisi Pertamax” selama 20 tahun. Dengan sistem logistik yang
dimiliki oleh US Navy memungkinkan kapal ini untuk berlayar mengelilingi
dunia non stop tanpa perlu berhenti dan bersandar di pelabuhan untuk
mengisi ulang logistik. Dengan ukuran panjang 340 meter, beam 78 meter
dan draft 12 meter, Nimitz-class supercarrier mempunyai displacement
101,196 ton. Total kru onboard adalah 5,700 orang, terdiri dari 3,200
pelaut dan 2,500 wing udara. Total pesawat yang dapat dibawa adalah 85
unit yang merupakan kombinasi dari F-18E/F Super Hornet, EA-6B Prowler,
E-2 Hawkeye, C-2 Greyhound, SH/HH-60 Seahawkdan S-3 Viking.
Ada yang pernah bertanya seperti ini “bagaimana cara
menampilkan file microsoft excel di blog?” duh bisa ngga ya?
seharusnya bisa sih, tapi bagaimana caranya ya, saya juga bingung nih Tapi tenang saja, jika anda pernah
melihat file exel bisa di tampilkan di web berarti tandanya itu bisa di
lakukan.
Bagi anda yang suka dan ingin sharing file
dalam bentuk microsoft word (document) dan microsoft
excel (spreadsheet) ataupun microsoft power point
(presentation) di blog, maka anda bisa menggunakan berbagai layanan di
internet. Salah satu di antaranya adalah layanan yang di sediakan oleh
google yaitu Google docs. Dengan google docs anda bisa membuat
file microsoft office yang saya sebutkan tadi secara online
ataupun anda bisa mengupload file yang sudah jadi alias sudah
di kerjakan secara offline dan kemudian ambil kode yang di berikan lalu
setelah itu anda bisa menampilkannya di blog anda.
Apa kelebihan dari google docs?
dengan google docs anda tidak perlu mempunyai software microsoft office
yang lisensi nya sangat mahal terinstall di komputer anda, yang anda
perlukan adalah anda bisa online di internet. Sepertinya saya tidak
perlu menerangkan bagaimana cara membuat file di google docs
karena penggunaannya hampir sama dengan microsoft office. Yang mau saya
terangkan adalah bagaimana cara mengupload file yang sudah
jadi ke google docs dan kemudian menampilkannya di blog anda. Tertarik?
yuk mang kita lanjut!
Salah satu syarat untuk bisa
menggunakan google docs adalah anda harus mempunyai alamat email di
gmail (google acount). Jika selama ini account blogger anda menggunakan
gmail maka bisa secara langsung login ke google docs. Bagi anda yang
baru pertama kali masuk ke google docs, maka anda harus setuju dengan
peraturan yang di buat oleh google. Sudah punya account google? mari
kita serbu google docs.
Upacara tingkepan disebut juga
mitoni berasal dari kata pitu yang artinya tujuh, sehingga upacara mitoni
dilakukan pada saat usia kehamilan tujuh bulan, dan pada kehamilan pertama.
Dalam pelaksanaan upacara tingkepan, ibu yang sedang
hamil tujuh bulan dimandikan dengan air kembang setaman, disertai dengan
doa-doa khusus.
Tata Cara Pelaksanaan Upacara Tingkepan
Siraman dilakukan oleh sesepuh sebanyak tujuh orang.
Bermakna mohon doa restu, supaya suci lahir dan batin. Setelah upacara siraman
selesai, air kendi tujuh mata air dipergunakan untuk mencuci muka, setelah air
dalam kendi habis, kendi dipecah.
Memasukkan telur ayam kampung ke dalam kain (sarung) calon ibu oleh suami
melalui perut sampai pecah, hal ini merupakan simbul harapan supaya bayi lahir
dengan lancar, tanpa suatu halangan.
Berganti Nyamping sebanyak tujuh kali secara
bergantian, disertai kain putih. Kain putih sebagai dasar pakaian pertama, yang
melambangkan bahwa bayi yang akan dilahirkan adalah suci, dan mendapatkan
berkah dari Tuhan YME. Diiringi dengan pertanyaan sudah “pantas apa belum”,
sampai ganti enam kali dijawab oleh ibu-ibu yang hadir “belum pantas.”
Sampai yang terakhir ke tujuh kali dengan kain sederhana di jawab “pantes.”
Adapun nyamping yang dipakaikan secara urut dan bergantian berjumlah tujuh dan
diakhiri dengan motif yang paling sederhana sebagai berikut : – Sidoluhur –
Sidomukti – Truntum – Wahyu Tumurun – Udan Riris – Sido Asih – Lasem sebagai
Kain – Dringin sebagai Kemben.
Makna nyamping yang biasa dipakai secara
berganti-ganti pada upacara mitoni mempunyai beberapa pilihan motif yang
semuanya dapat dimaknai secara baik antara lain sebagai berikut :
·Wahyu
Tumurun
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang
senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu mendapat.
Petunjuk dan perlindungan dari Nya
·Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang
selalu di cintai dan dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
·Sidomukti.
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang
mukti wibawa, yaitu berbahagia dan disegani karena kewibawaannya.
·Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orangtuanya menurun
(tumaruntum) pada sang bayi.
·Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang
yang sopan dan berbudi pekerti luhur.
·Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki
kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki ketangkasan bagai parang yang
sedang dimainkan pesilat tangguh. Diharapkan dapat mikul dhuwur mendhem jero,
artinya menjunjung harkat dan martabat orang tua serta mengharumkan nama baik
keluarga.
·Semen room
Maknanya agar anak memiliki rasa
cinta kasih kepada sesama layaknya cinta kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya.
·Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat
situasi yang menyegarkan, enak dipandang, dan menyenangkan siapa saja yang
bergaul dengannya.
·Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari
rezeki bagai ayam yang mencari makan dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab
atas kehidupan anak-anaknya, sehingga kebutuhan hidupnya tercukupi, syukur bisa
kaya dan berlebihan.
·Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap
bersatu, tidak bercerai-berai akibat ketidakharmonisan keuarga (nggrompol :
berkumpul).
·Lasem
Bermotif garis vertikal, bermakna
semoga anak senantiasa bertakwa pada Tuhan YME.
·Dringin
Bermotif garis horisontal, bermakna semoga anak dapat
bergaul, bermasyarakat, dan berguna antar sesama.
Mori dipakai sebagai busana dasar sebelum
berganti-ganti nyamping, dengan maksud bahwa segala perilaku calon ibu
senantiasa dilambari dengan hati bersih.Jika suatu saat keluarga tersebut
bahagia sejahtera dengan berbagai fasilitas atau kekayaan atau memiliki
kedudukan maka hatinya tetap bersih tidak sombong atau congkak, serta
senantiasa bertakwa kepada Tuhan YME.
Pemutusan Lawe atau janur kuning yang dilingkarkan di
perut calon ibu, dilakukan calon ayah menggunakan keris Brojol yang ujungnya
diberi rempah kunir, dengan maksud agar bayi dalam kandungan akan lahir dengan
mudah.
Calon nenek dari pihak calon ibu, menggendong kelapa
gading dengan ditemani oleh ibu besan. Sebelumnya kelapa gading diteroboskan
dari atas ke dalam kain yang dipakai calon ibu lewat perut, terus ke bawah,
diterima (ditampani) oleh calon nenek, maknanya agar bayi dapat lahir dengan
mudah, tanpa kesulitan.
Calon ayah memecah kelapa, dengan memilih salah satu
kelapa gading yang sudah digambari Kamajaya dan Kamaratih atau Harjuna dan Wara
Sembodro atau Srikandi.
Upacara memilih nasi kuning yang diletak di dalam
takir sang suami. Setelah itu dilanjutkan dengan upacara jual dawet dan rujak,
pembayaran dengan pecahan genting (kreweng), yang dibentuk bulat, seolah-olah
seperti uang logam. Hasil penjualan dikumpulkan dalam kuali yang terbuat dari
tanah liat. Kwali yang berisi uang kreweng dipecah di depan pintu. Maknanya
agar anak yang dilahirkan banyak mendapat rejeki, dapat menghidupi keluarganya
dan banyak amal.
Hidangan sebagai ucapan syukur kepada Tuhan YME, yang
disediakan dalam upacara Tingkepan antara lain :
Tujuh
Macam Bubur, termasuk bubur Procot.
Tumpeng
Kuat, maknanya bayi yang akan dilahirkan nanti sehat
dan kuat, (Tumpeng dengan Urab-urab tanpa cabe, telur ayam rebus dan lauk
yang dihias).
Jajan
Pasar, syaratnya harus beli di pasar (Kue,buah,makanan kecil)
Rujak
buah-buahan tujuh macam, dihidangkan sebaik-baiknya supaya rujaknya
enak,bermakna anak yang dilahirkan menyenangkan dalam keluarga
Dawet,
supaya menyegarkan.
Keleman
Semacam umbi-umbian, sebanyak tujuh macam.
Sajen
Medikingan, dibuat untuk kelahiran setelah kelahiran anak pertama dan
seterusnya, macamnya :
Nasi Kuning berbentuk kerucut
Enten-enten,
yaitu kelapa yang telah diparut dicampur dengan gula kelapa dimasak sampai
kering.
Nasi
loyang, nasi kuning yang direndam dalam air,kemudian dikukus kembali dan
diberi kelapa yang telah diparut.
Bubur
procot yaitu tepung beras, santan secukupnya, gula kelapa dimasak secara
utuh, dimasukkan ke dalam periuk untuk dimasak bersama-sama
KRONOLOGIS
a)Waktu Pelaksanaan
Antara pukul 9.00 sampai dengan
pukul 11.00 Calon ibu mandi dan cuci rambut yang bersih, mencerminkan kemauan
yang suci dan bersih.
Kira-kira pukul 15.00-16.00, upacara
tingkepan dapat dimulai, menurut kepercayaan pada jam-jam itulah bidadari turun
mandi. undangan sebaiknya dicantumkan lebih awal pukul 14.30 WIB
b)Hari Pelaksanaan
Biasanya dipilih hari Rabu atau hari
Sabtu, tanggal 14 dan 15 tanggal jawa, menurut kepercayaan agar bayi yang
dilahirkan memiliki cahaya yang bersinar, dan menjadi anak yang cerdas.
c)Pelaksana yang menyirami/memandikan
Para Ibu yang jumlahnya tujuh orang,
yang terdiri dari sesepuh terdekat. Upacara dipimpin oleh ibu yang sudah
berpengalaman.
d)Perlengkapan yang diperlukan :
Satu meja yang ditutup dengan kain
putih bersih, Di atasnya ditutup lagi dengan bangun tolak, kain sindur, kain
lurik, Yuyu sekandang, mayang mekak atau letrek, daun dadap srep, daun kluwih,
daun alang-alang. Bahan bahan tersebut untuk lambaran waktu siraman.
Perlengkapan lainnya
Bokor
di isi air tujuh mata air, dan kembang setaman untuk siraman.
Batok
(tempurung) sebagai gayung siraman (Ciduk)
Boreh
untuk mengosok badan penganti sabun.
Kendi
dipergunakan untuk memandikan paling akhir.
Dua
anduk kecil untuk menyeka dan mengeringkan badan setelah siraman
Dua
setengah meter kain mori dipergunakan setelah selesai siraman.
Sebutir
telur ayam kampung dibungkus plastik
Dua
cengkir gading yang digambari Kamajaya dan Kamaratih atau Arjuna dan Dewi
Wara Sembodro.
Busana
Nyamping aneka ragam, dua meter lawe atau janur kuning
Baju
dalam dan nampan untuk tempat kebaya dan tujuh nyamping, dan stagen diatur
rapi.
Perlengkapan
Kejawen kakung dengan satu pasang kain truntum. Calon ayah dan ibu
berpakain komplet kejawen, calon ibu dengan rambut terurai dan tanpa
perhiasan.
Selamatan/ Sesaji Tingkepan
Tumpeng
Robyong dengan kuluban, telur ayam rebus, ikan asin yang digoreng.
Peyon
atau pleret adonan kue/nogosari diberi warna-warni dibungkus plastik,
kemudian dikukus.
Satu
Pasang Ayam bekakah (Ingkung panggang)
Ketupat
Lepet (Ketupat dibelah diisi bumbu)
Bermacam-buah-buahan
Jajan
Pasar dan Pala Pendem (Ubi-ubian)
Arang-arang
kembang satu gelas ketan hitam goring sangan
Bubur
Putih satu piring
Bubur
Merah satu Piring
Bubur
Sengkala satu piring
Bubur
Procot/ Ketan Procot, ketan dikaru santan, setelah masak dibungkus dengan
daun/janur kuning yang memanjang tidak boleh dipotong atau dibiting.
Nasi
Kuning ditaburi telur dadar, ikan teri goring, ayam,rempah
Dawet
Ayu (cendol, santan dengan gula jawa)
Rujak
Manis terdiri dari tujuh macam buah.
Perlengkapan selamatan Tingkepan
diatas, dibacakan doa untuk keselamatan seluruh keluarga. Kemudian dinikmati
bersama tamu undangan dengan minum dawet ayu, sebagai penutup.
UPACARA SELAPANAN
Bila bayi sudah mencapai umur selapan atau 35 hari
perlu juga diselamati. Bila kemampuan mengizinkan biasanya mendatangkan tamu
dengan disertai keramaian misalnya klenengan, ketoprak, pentas wayang dan
sebagainya.
Selamatan yang diperlukan adalah nasi tumpeng beserta
sayur-sayuran, jenang merah putih, jajan pasar, telur ayam yang telah direbus
secukupnya. Di dekat tempat tidur bayi diletakkan sesaji intuk-intuk.
Intuk-intuk yaitu tumpeng kecil yang dibalut dengan daun pisang (Jawa:
diconthongi), di puncaknya dicoblosi bawang merah, cabe merah (lombok abang).
Di samping dan sekitarnya dihiasi dengan bermacam-macam warna bunga (sekar
mancawarna).
Tumpeng berlubang atau bermata (bathok bolu),
dilengkapi dengan telur ayam mentah, kemiri dan kluwak. Bayi yang telah berumur
selapan atau 35 hari rambutnya dicukur, kukunya dipotong. Menurut kepercayaan,
rambut cukuran pertama, potongan kuku pertama dan puser yang telah terlepas
dijadikan satu, dicampur dengan kembang telon(tiga macam bunga) yang kemudian
dibungkus menjadi satu. Bila bayi itu telah dewasa kelak isi bungkusan tadi
ditelan bersama-sama dengan pisang mas. Hal tersebut bermanfaat untuk tulak
balak artinya tidak akan terkena guna-guna dan terlepas dari segala macam
bahaya.
UPACARA TEDAK SITEN
Apabila seorang anak sudah berumur
tujuh lapan (7 x 35 hari) biasanya diadakan upacara tedak siten, yaitu upacara
memperkenalkan anak untuk pertama kalinya pada tanah/bumi, dengan maksud anak
tersebut mampu berdiri sendiri dalam menempuh kehidupan. Pada umumnya upacara
dilangsungkan pada pagi hari di halaman rumah, perlengkapan yang perlu
dipersiapkan :
Sesaji
selamatan yang terdiri dari : nasi tumpeng dengan sayur mayur, jenang
(bubur) merah dan putih, jenang boro-boro, jajan pasar lengkap
Juwadah
(uli) tujuh macam warna yaitu merah, putih, hitam, kuning, biru, jambon
(jingga), ungu.
Sekar
(bunga) setaman yang ditempatkan dalam bokor besar dan tanah.
Tangga
yang dibuat dari batang tebu merah hati.
Sangkar
ayam (kurungan ayam) yang dihiasi janur kuning atau kertas hias
warna-warni.
Padi,
kapas, sekar telon (tiga macam bunga misalnya melati, mawar dan kenanga).
Beras
kuning, berbagai lembaran uang.
Bermacam-macam
barang berharga (seperti gelang, kalung, peniti dan lain-lain.
Barang
yang bermanfaat (misalnya buku, alat-alat tulis dan sebagainya) yang
dimasukkan ke dalam Sangkar.
A. Pelaksanaan Upacara :
Anak
dibimbing berjalan (dititah) dengan kaki menginjak-injak juwadah yang
berjumlah tujuh warna. Artinya agar kelak setelah dewasa selalu ingat
tanah airnya.
Kemudian
anak tersebut dinaikkan ke tangga yang terbuat dari tebu wulung.. Artinya
agar ia mendapat kehidupan sukses dan dinamis setahap demi setahap.
Selanjutnya
anak itu dimasukkan ke dalam kurungan ayam bila anak tidak mau masuk maka
perlu di temani ibu atau pengasuhnya. Di dalam kurungan telah dimasukkan
berisi padi, gelang, cincin, alat-alat tulis, kapas, wayang kulit dan
mainan dan menanti sampai bayi tersebut mengambil. Benda yang pertama kali
diambil sang bayi akan melambangkan kehidupannya kelak.
Setelah
anak itu mengambil salah satu benda misalnya gelang emas, pertanda kelak
akan menjadi orang kaya, apabila mengambil alat-alat tulis pertanda akan menjadi
pegawai kantor atau orang pandai.
Setelah
selesai, beras kuning dan bermacam-macam uang logam ditaburkan. Para
undangan saling berebut uang merupakan tambahan acara yang meyemarakkan
suasana.
Kemudian
anak dimandikan dengan air bunga setaman dengan maksud membawa nama harum
keluarga di kemudian hari dan bertujuan agar ia dapat menjalani kehidupan
yang bersih dan lurus.
Setelah
mandi, anak dikenakan pakaian baru yang bagus agar sedap dan menyenangkan
orang tua dan para undangan.
Setelah
berpakaian anak didudukkan pada tikar, karpet atau lampit dan didekatkan
pada barang-barang yang tadi diletakkan didalam kurungan.
Agar
anak mau mengambil barang-barang tadi maka bapak ibu anak itu memberi
aba-aba dengan suara kur-kur seperti memanggil ayam disertai dengan
ditaburi beras kuning dan uang logam serta barang berharga.
B. Makna perlengkapan yang dipakai :
Tangga
“tebu” arti dalam bahasa Jawa anteping kalbu ketetapan hati dalam mengejar
cita-cita agar lekas tercapai.
Juwadah
tujuh macam warna agar dapat menanggulangi berbagai kesulitan.
Kurungan
ayam dimaksudkan agar anak dapat masuk ke dalam masyarakat luas dengan
baik dan mematuhi segala peraturan dan adat istiadat setempat.
UPACARA ADAT NIKAHAN
KRONOLOGIS
Kronologis
ketemu jodoh pada orang Jawa dahulu ,biasanya melalui cara yang disebut :
1.Babat
alas artinya membuka hutan untuk merintis membuat lahan. Dalam hal babat alas
ini orangtua pemuda merintis seorang congkok untuk mengetahui apakah si gadis
sudah mempunyai calon atau belum. Istilah umumnya disebut nakokake artinya
menanyakan.
2.Kalau
sang pemuda belum kenal dengan sang gadis, maka adanya upacara nontoni
Yaitu sang pemuda diajak keluarganya datang ke rumah sang gadis, pada saat
pemuda pemuda itu diajak/ diberi kesempatan untuk nontoni sang gadis pilihan
orang tuanya
3.Bila
cocok artinya saling setuju, kemudian disusul dengan upacara nglamar atau
meminang. Dalam upacara nglamar, keluarga pihak sang pemuda menyerahkan barang
kepada pihak sang gadis sebagai peningset yang terdiri dari pakaian lengkap,
dalam bahasa Jawanya sandangan sapangadek.
4.Menjelang
hari perkawinan diadakan upacara srah-srahan atau asok tukon yaitu
pihak calon pengantin putra menyerahkan sejumlah hadiah perkawinan kepada
keluarga pihak calon pengantin putri berupa hasil bumi, alat-alat rumah tangga,
ternak dan kadang-kadang ditambah sejumlah uang.
5.Kira-kira
7 hari (dulu 40 hari) sebelum hari pernikahan calon pengantin putri dipingit
artinya tidak boleh keluar dari rumah dan tidak boleh bertemu dengan calon
suaminya. Selama masa pingitan calon pengantin putri membersihkan diri dengan
mandi kramas dan badannya diberi lulur.
6.Sehari
atau dua hari sebelum upacara akad nikah di rumah orangtua calon pengantin
putri membuat tratag dan menghias rumah. Kesibukan tersebut biasanya juga dinamakan
upacara pasang tarub
7.Upacara
siraman yaitu memandikan calon pengantin putri dengan kembang telon yaitu bunga
mawar, melati dan kenanga dan selanjutnya disusul dengan upacara ngerik.
Upacara ngerik yaitu membersihkan bulu-bulu rambut yang terdapat di dahi, kuduk,
tengkuk dan di pipi.
8.Setelah
upacara ngerik, maka pada malam hari diadakan upacara malam Midodareni. Calon
pengantin putra datang ke rumah pengantin putri dan selanjutnya calon pengantin
putra menjalani upacara nyantri.
9.Pada
pagi harinya atau sore harinya dilangsungkan upacara ijab kabul yaitu meresmikan kedua insan antara
pria dan wanita yang memadu kasih telah sah menjadi suami istri.
10.Sehabis upacara ijab kabul dilangsungkan
upacara panggih atau temon yaitu pengantin putra dan pengantin putri ditemukan
yang berakhir duduk bersanding di pelaminan.
11.Lima hari setelah akad nikah dan
upacara panggih diadakan upacara sepasaran pengantin atau ngunduh mantu apabila
disertai dengan pesta.
RANGKAIAN
UPACARA ADAT PENGANTIN JAWA
Rangkaian upacara adat pengantin Jawa
secara kronologis diuraikan dari awal sampai akhir sebagai berikut :
1.Upacara
siraman pengantin putra-putri
2.Upacara
malam midodareni
3.Upacara
akad nikah / ijab kabul
4.Upacara
panggih / temu
5.Upacara
resepsi
6.Upacara
sesudah pernikahan
Makna
rangkaian upacara tersebut secara perinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.Upacara
Siraman Pengantin Putra-putri
Upacara
siraman ini dilangsungkan sehari sebelum akad nikah (ijab kabul). Akad nikah dilangsungkan
secara/menurut agama masing-masing dan hal ini tidak mempengaruhi jalannya
upacara adat. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan pada upacara siraman
adalah :
a)Siraman
Pengantin Putri
• Pengantin putri
pada upacara siraman sebaiknya mengenakan kain dengan motif Grompol yang
dirangkapi dengan kain mori putih bersih sepanjang dua meter dan pengantin
putri rambutnya terurai.
• Yang bertugas
menyiram pengantin putri adalah : Bapak dan Ibu pengantin putri, disusul Bapak
dan Ibu pengantin putra, diteruskan oleh orang-orang tua serta keluarga yang
dianggap telah pantas sebagai teladan. Siraman ini dilanjutkan dan diakhiri
juru rias dan paling akhir adalah dilakukan oleh pengantin sendiri, sebaiknya
pergunakan air hangat agar pengantin yang disirami tidak masuk angin.
b)Siraman
Pengantin Putra
Urut-urutan
upacara siraman pengantin putra adalah sama seperti sirama pengantin putri
hanya yang menyiram pertama adalah Bapak pengantin putra.
Setelah
upacara siraman pengantin selesai, maka pengantin putra ke tempat pemondokan
yang tidak jauh dari tempat kediaman pengantin putri. Dalam hal ini pengantin
putra belum diizinkan tinggal serumah dengan pengantin putri. Sedangkan
pengantin putri setelah siraman berganti busana dengan busana kerik, yaitu
pengantin putri akan dipotong rambut bagian depan pada dahi secara merata.
2.Upacara
Midodareni
Dalam upacara midodareni pengantin
putri mengenakan busana polos artinya dilarang mengenakan perhiasan apa-pun
kecuali cincin kawin. Dalam malam midodareni itulah baru dapat dikatakan
pengantin dan sebelumnya disebut calon pengantin. Pada malam itu pengantin
putra datang ke rumah pengantin putri. Untuk model Yogyakarta pengantin putra
mengenakan busana kasatrian yaitu baju surjan,blangkon model Yogyakarta, kalung
korset, mengenakan keris, sedangkan model Surakarta,
pengantin putra mengenakan busana Pangeran yaitu mengenakan jas beskap, kalung
korset dan mengenakan keris pula. Untuk mempermudah maka pengantin putra pada
waktu malam midodareni boleh juga mengenakan jas lengkap dengan mengenakan dasi
asal jangan dasi kupu-kupu. Kira-kira pukul 19:00, pengantin putra datang ke
rumah pengantin putri untuk berkenalan dengan keluarga dan rekan-rekan
pengantin putri. Setibanya pengantin putra, maka terus diserahkan kepada Bapak
dan Ibu pengantin putri. Setelah penyerahan diterima pengantin putra diantarkan
ke pondok yang telah disediakan yang jaraknya tidak begitu berjauhan dengan
rumah pengantin putri. Pondokan telah disediakan makanan dan minuman sekedarnya
dan setelah makan dan minum ala kadarnya maka pengantin putra menuju ke tempat
pengantin putri untuk menemui para tamu secukupnya kemudia pengantin putra
kembali ke pondokan untuk beristirahat. Jadi jangan sampai jauh malam, karena
menjaga kondisi fisik seterusnya. Jadi kira-kira pukul 22:00 harus sudah
kembali ke pondokan. Hal ini perlu mendapatkan perhatian sepenuhnya agar jangan
sampai pengantin menjadi sangat lelah karena kurang tidur. Setelah upacara
malam midodareni ini masih disusul dengan upacara-upacara lainnya yang
kesemuanya itu cukup melelahkan kedua pengantin.
Pada malam midodareni pengantin putri
tetap di dalam kamar pengantin dan setelah pukul 24:00 baru diperbolehkan
tidur. Pada malam midodareni ini para tamu biasanya berpasangan suami istri.
Keadaan malam midodareni harus cukup tenang dan suasana khidmat, tidak
terdengar percakapan-percakapan yang terlalu keras.
Para
tamu bercakap-cakap dengan tamu lain yang berdekatan saja. Pada pukul 22:00 -
24:00 para tamu diberikan hidangan makan dan sedapat mungkin nasi dengan
lauk-pauk opor ayam dan telur ayam kampung, ditambah dengan lalapan daun
kemangi.
Perlengkapan
yang diperlukan untuk upacara panggih :
Ă˜Empat
sindur untuk dipakai oleh kedua belah orang tua
Ă˜Empat
meter kain mori putih yang dibagi menjadi dua bagian masing-masing dua meter
Ă˜Dua
lembar tikar yang akan dipergunakan untuk duduk pengantin putri pada waktu di
rias
Ă˜Dua
buah kendhi untuk siraman pengantin putra-putri
Ă˜Dua
butir kelapa gading yang masih utuh dan masih pada tangkainya
Ă˜Sebutir
telur ayam kampung yang masih mentah dan baru
Ă˜Sebungkus
bunga setaman
Ă˜Satu
buah baskom / pengaron yang telah ada air serta gayungnya untuk upacara membasuh
kaki pengantin putra
Ă˜Dua
helai kain sindur dengan bentuk segi empat digunakan pada upacara tanpa kaya
atau kantongan yang terbuat dari kain apa saja.
Ă˜Daham
klimah yaitu upacara makan bersama-sama (dulangan) atau suap-suapan pengantin
putri menyuapi pengantin putra dan sebaliknya
Ă˜Dahar
klimah, pada upacara dahar klimah makanan yang perlu disiapkan adalah : nasi
kuning ditaburi bawang merah yang telah digoreng dan opor ayam. Pada upacara
tanpa kaya yang perlu disediakan ialah : kantongan yang berisi uang logam,
beras, kacang tanah, kacang hijau, kedelai, jagung dan lain-lain.
3.Upacara
Akad Nikah
Upacara akad nikah dilaksanakan menurut
agamanya masing-masing. Dalam hal ini tidak mempengaruhi jalannya upacara
selanjutnya. Bagi pemeluk agama Islam akad nikah dapat dilangsungkan di masjid
atau mendatangkan Penghulu. Setelah akad nikah diberikan petunjuk sebagai
berikut : Setelah upacara akad nikah selesai,pengantin putra tetap menunggu di
luar untuk upacara selanjutnya. Yang perlu mendapatkan perhatian ialah selama
upacara akad nikah pengantin putra boleh mengenakan keris (keris harus dicabut
terlebih dahulu) dan kain yang dopakai oleh kedua pengantin tidak boleh
bermotif hewan begitu pula blangkon yang dipakai pengantin putra. Bagi pemeluk
agama Katholik atau Kristen akad nikah dilangsungkan di gereja. Untuk pemeluk
agama Katholik dinamakan menerima Sakramen Ijab, baik agama Islam maupun
Katholik atau Kristen pelaksanaan akad nikah harus didahulukan dan setelah
selesai Ijab Kabul
barulah upacara adat dapat dilangsungkan.
4.Upacara
Panggih
Bagian
I
Upacara
balangan sedah / lempar sirih yaitu pengantin putra dan pengantin putri saling
melempar sirih, setelah itu disusul dengan berjabat tangan tanda saling
mengenal.
Bagian
II
Upacara
Wiji Dadi
Sebelum
pengantin putra menginjak telur, pengantin putri membasuh terlebih dahulu kedua
kaki pengantin putra.
Bagian
III
Upacara
sindur binayang yaitu pasangan pengantin berjalan dibelakang ayah pengantin
putri, sedangkan ibu pengantin putri dibelakangnya pengantin tersebut. Hal ini
mempunyai makna Bapak selalu membimbing putra-putrinya menuju kebahagiaan,
sedangkan Ibu memberikan dorongan “tut wuri handayani”
Bagian
IV
Timbang
(Pangkon) dan disusul upacara tanem
Upacara
tanem yaitu Bapak pengantin putri mempersilahkan duduk kedua pengantin di
pelaminan yang bermakna bahwa Bapak telah merestui dan mengesahkan kedua
pengantin menjadi suami istri.
Bagian
V
Upacara
tukar kalpika yang disebut juga tukar cincin yaitu memindahkan dari jari manis
kiri ke jari manis kanan dan dilaksanakan saling memindahkan. Hal ini mempunyai
makna bahwa suami istri telah memadu kasih sayang untuk mencapai hidup bahagia
sepanjang hidup.
Bagian
VI
Kacar-kucur
(tanpa kaya)
Upacara
kacar-kucur atau disebut guna kaya yang bermakna bahwa hasil jerih payah sang
suami diperuntukkan kepada sang istri untuk kebutuhan keluarga.
Bagian
VII
Kembul
Dhahar “ Sekul Walimah “
Upacara
kembul dhahar yaitu kedua pengantin saling suap-suapan secara lahap. Hal ini
bermakna bahwa hasil jerih payah dan rejeki yang diterimanya adalah berkat
Rahmat Tuhan dan untuk mencukupi keluarganya. Segala suka dan duka harus
dipikul bersama-sama.
Bagian
VIII
Pengantin
putra dengan sabar menunggu pengantin putri menghabiskan Dhaharan.Biasanya Ibu
lebih sayang untuk membuang makanan. Hal ini bermakna agar Tuhan selalu
memberikan rezeki dan selalu mensyukuri rezeki yang diterimanya.
Bagian
IX
Upacara
Mertuwi
Bapak
dan Ibu pengantin putra datang dijemput oleh Bapak dan Ibu pengantin putri
untuk menjenguk pengesahan perkawinan putrinya. Setelah dipersilahkan duduk
oleh Bapak dan Ibu pengantin putri lalu dilangsungkan upacara sungkeman.
Apabila Ayah atau Bapak pengantin putra telah meninggal dunia, maka sebagai
gantinya yaitu kakak pengantin putra atau pamannya.
Bagian
X
Upacara
Sungkeman
Upacara
sungkeman / Ngebekten yaitu kedua pengantin berlutut untuk menyembah kepada
Bapak dan Ibu dari kedua pengantin. Dalam hal ini bermakna bahwa kedua
pengantin tetap berbakti kepada Bapak / Ibu pengantin, serta mohon doa restu
agar Tuhan selalu memberikan rahmatnya.
ARTI ISTILAH DAN MAKNANYA
1.TARUB
Kata benda yang menunjukan pengertian
dari satu “ bangunan darurat “ yang khusus didirikan pada dan di sekitar rumah
orang yang mempunyai hajat menyelenggarakan peralatan perkawinan / Ngunduh
Temanten, dengan tujuan rasional dan irrasional.
Rasional : Membuat tambahan ruang untuk
tempat duduk tamu dan lain-lainnya
Irrasional : Karena pembuatan tarub menurut adat harus disertai dengan macam
macam persyaratan khas yang disebut srana-srana / sesaji, maka yang demikian
itu mempunyai tujuan “ keselamatan lahir batin “ dalam memangku-kerja-perkawinan
itu dalam arti luas. Adapun Srana Tarub yang pokok disebut tuwuhan dengan
maksud supaya berkembang di segala bidang bagi kedua mempelai terdiri dari :
a)Sepasang
pohon pisang-raja yang berbuah, maknanya secara singkat adalah :
·Agar
mempelai kelak menjadi pimpinan yang baik bagi keluarganya/ lingkungannya/bangsanya
·Seperti
pohon pisang dapat tumbuh dan hidup di mana saja maka diharapkan bahwa mempelai
berdua pun dapat hidup dan menyesuaikan diri di lingkungan mana pun juga dan
berhasil (berubah)
b)Sepasang
Tebu Wulung
Tebu : antipening, kalbu = tekad yang
bulat, Wulung : mulus = matang
Maknanya, dari mempelai diharapkan agar
segala sesuatu yang sudah dipikir matang-matang dikerjakan/dilaksanakan dengan
tekad yang bulat, pantang mundur (“mulat sarira hangrasawani”)
c)Dua
janjang kelapa gading yang masih muda
Kelapa gading : Kelapa yang kulitnya kuning
Kelapa muda : cengkir
Maknanya, kencengin pikir = kemauan
yang keras
Dari mempelai diharapkan agar memiliki
“kemauan yang keras” untuk dapat mencapai tujuan
d)Daun
: Beringin, Daun : Maja, Daun : Koro, Daun : Andong, Daun : Alang-alang, Daun :
Apa-apa (daun dadap srep)
Maknanya, diharapkan dari mempelai
kelak dapat tumbuh seperti pohon beringin, menjadi pengayom lingkungannya dan
agar semuanya dapat berjalan dengan selamat sentosa lahir batin (aja
ana-sekoro-koro kalis alangan sawiji apa)
2.SRANA/SESAJI
TARUB
Menunjukkan pengertian baik kata benda
maupun kata kerja, yang berarti membuat/mempersiapkan semua persyaratan
barang-barang baik yang berujud (materiil) maupun yang tidak berujud
(spirituil) yang diperlukan untuk pelengkap syarat pembuatan tarub sesuai dan
menurut kepercayaan dan pengertian tradisi/adat.
3.NGUNDUH
ATAU NGUNDUH TEMANTEN
Kata-kata Ngunduh = memetik yang
dilakukan khusus oleh orang tua dari mempelai lelaki, yang berarti mendatangkan
mempelai berdua di rumah orang tua mempelai lelaki, biasanya setelah 5 hari
anaknya lelaki itu berada di rumah mertuanya sejak hari dilangsungkan
perkawinannya, untuk secara bergantian dirayakan di rumah orang tuanya sendiri
(orang tua mempelai lelaki) dengan maksud untuk memperkenalkan mempelai kepada
keluarganya dan handai taulan.
4.SRANA
NGUNDUH
Idem dengan No.2 di atas, untuk ucapan
“ Ngunduh Tematen “
5.PETANEN
ATAU KROBONGAN
Kata benda petanen atau krobongan yakni
kamar tengah dari dalem = bangunan rumah yang dibelakang. Bangunan rumah yang
didepan namanya Pendapa
Kamar tengah yang disebut petanen ini
biasanya selalu dihiasi atau bahasa Jawa di robyong. Tempat yang dirobyong itu
lalu disebut Krobongan . Petanen atau juga disebut krobongan ini adalah kamar
yang disediakan untuk DEWI SRI yaitu dewinya pertanian (Jawa = petanen)
Dalam upacara perkawinan, maka setelah temu atau panggih, kedua mempelai lalu
duduk di muka petanen ini. Disitulah dilakukan ucapan-ucapan kelanjutannya,
misalnya: nimbang, kacar-kucur atau sungkem dan lain-lainnya. Sesuai dengan perkembangannya
sekarang krobongan disebut pelaminan yang bentuknya disesuaikan dengan situasi
dan kondisi.
6.KEMBAR
MAYANG
Terdiri dari 2 kata,
Kembar : dua benda yang sama bentuknya
dan ukurannya
Mayang : bunga pohon pinang
Jadi artinya, sepasang benda yang
dirangkai dalam bentuk tertentu dengan bunga pinang guna keperluan mempelai.
Akan tetapi arti sebenarnya dimaksudkan disini melambangkan suatu “pohon hayat”
dalam bentuk sekaligus berfungsi sebagai dekorasi.
7.TEMANTEN
ATAU PENGANTIN
Artinya Mempelai
8.PRABOT
TEMANTEN
Segala sesuatu yang perlu bagi seorang
temanten, terutama sekali mengenai pakaian tradisional temanten menurut adat.
9.“
PINISEPUH “ PUTRI
Dalam arti sempit :
Ahli waris wanita yang dekat
hubungannya dengan keluarga dan yang kedudukannya dalam lingkungan keluarga itu
lebih tua dari sang mempelai, misalnya :
Dari
garis lurus ke atas (adscendenten) Ibu, nenek putri, eyang buyut dan seterusnya
Dari
garis samping Kakak perempuan, bibi (tante, oudtante) dan seterusnya.
Dalam arti luas :
|Yang
disebut di atas + wanita-wanita lain yang tua usianya dan sangat akrab
hubungannya dengan keluarga yang bersangkutan (bahasa Jawa disebut
Kewula-keraga)
10.“
PINISEPUH “ KAKUNG
Idem dengan No.9 diatas tetapi untuk
pengertian lelaki
11.NGANTHI
Kata kerja Nganthi berarti membimbing
fisik = mendampingi dan memegangi tangan dari sang mempelai
12.SINDUR
Semacam selendang yang warnanya merah
bertepikan putih, melambangkan persatuan dari unsur bapak dan unsur ibu. Sindur
ini dalam upacara perkawinan :
a)Dipakai
sebagai ikat pinggang oleh orang tua (bapak dan ibu) yang menyelenggarakan
peralatan mantu.
b)Dipakai
sebagai salah satu sarana dalam upacara perkawinan yaitu setelah mempelai
bergandengan tangan (Jawa : kanthen) berjalan menuju ke tempat duduk pengantin,
maka salah seorang pinisepuh putri (biasanya ibunda mempelai) mengikuti
berjalan dekat di belakang mempelai berdua sambil menyelimutkan sehelai sindur
sebagai lambang persatu paduan jiwa raga suami istri yang abadi.
c)Sindur
diartikan kependekan dari sin = isin/malu, Ndur = mundur (malu untuk mundur)
Bahwa tujuan perkawinan antara lain adalah untuk meneruskan kehidupan generasi
melalui pembangunan keluarga sejahtera.
Segala rintangan/hambatan tidak akan
melemahkan keyakinan dirinya terhadap apa yang harus diperjuangkan dalam usaha
membangun suatu keluarga sejahtera, terlebih-lebih dengan disertai do’a restu
orang tua kedua pengantin, maka apapun yang akan dihadapinya akan terus
diperjuangkan sampai terwujudnya harapan serta cita-citanya tersebut.
13.NGABAKTEN
/ SUNGKEM
Suatu kewajiban moral tradisional bagi
sang mempelai untuk secara fisik menunjukkan/menyatakan bakti dan hormatnya
lahir batin kepada orang tua dan para pinisepuhnya dengan gerakan tertentu,
seraya mohon do’a restu dan mendapat ridho dari Tuhan agar selalu mendapatkan
bimbingan dan petunjuk di dalam membangun keluarga dan berguna bagi Nusa dan
Bangsa.
Pada saat akan sungkem kedua pengantin
melepas selop dan keris yang dikenakan pengantin pria. Hal ini dimaksudkan
bahwa kedua mempelai dengan sepenuh hati telah siap akan bersujud kepada orang
tua pengantin dan pinisepuh
14.GANTI
BUSANA
Upacara mempelai untuk sementara waktu
meninggalkan tempat duduknya berjalan menuju kamar rias untuk ganti pakaian
dengan diiringi oleh beberapa orang pinisepuh, saudara-saudaranya (laki-laki
dan perempuan) dan lain-lain anggota keluarga terdekat yang ditunjuk.
15.BESAN
Sebutan yang dipakai untuk menunjukkan
hubungan kekeluargaan antara orang tua dari mempelai lelaki dan orang tua dari
mempelai wanita.
16.MERTUA
Sebutan yang dipakai untuk menunjukkan
hubungan kekeluargaan bagi mempelai lelaki terhadap orang tua dari mempelai
wanita dan bagi mempelai wanita terhadap orang tua dari mempelai lelaki (parent
in laws)
17.AMONG
TAMU
Tugas khusus untuk menerima dan
mengantar para tamu ke tempat duduknya, menurut ketentuan protokol.
18.GAMELAN
Seperangkat (unit dari salah satu macam
alat-musik Indonesia)
disiapkan untuk lebih menyemarakkan suasana
19.KERIS
Suatu benda semacam senjata-tajam yang
mempunyai bentuk khusus dan dianggap keramat berfungsi antara lain sebagai
salah satu perabot dari pada pakaian kebesaran secara adat Jawa.
20.PAKAIAN
SIKEPAN CEKAK / ALIT
Salah satu model pakaian pengantin yang
dipakai setelah kembali dari ganti menuju ketempat duduknya. Model ini yang
biasa digunakan oleh para pangeran saat upacara2 kebesaran.
21.DIJEJERKAN
Diatur agar mempelai berdua berdiri
berjajar.
22.PAMITAN
Para
tamu mohon diri kepada orang tua kedua mempelai untuk pulang kembali ke tempat
masing-masing.
23.NANDUR
Gerakan dari orang tua laki-laki untuk
mendudukan kedua pengantin di pelaminan dengan menekankan tangan di pundak
pengantin pria dan wanita yang dapat diartikan bahwa setiap orang tua dengan
kasih sayangnya tetap akan selalu memberikan petunjuk2 dan pengarahan yang
benar dengan harapan hendaknya segala sesuatu yang dilaksanakan selalu didasari
budi yang baik dan luhur.
Nandur = menanam
Dimaksukdkan bahwa akan tumbuh hidup
subur dan dari kesuburan tersebut dihasilkan buah yang bagus dan berguna.
24.IMBAL
WICARA
Dialog/percakapan yang dilaksanakan
pada saat serah terima kedua pengantin dari orang tua pengantin putri kepada
orang tua pengantin putra
25.BOMBYOK
KERIS / KOLONG KERIS
Suatu kelengkapan busana kebesaran bagi
pengantin yang terdiri dari untaian / rangkaian bunga dan mawar dengan warna
putih dan merah yang artinya sama dengan arti sindur
26.OMBYONG
Sebutan bagi rombongan pengiring
pengantin yang biasanya terdiri dari para keluarga terdekat pengantin pria/wanita
yang telah ditentukan
27.NGARAK
TEMANTEN
Kata kerja “ngarak” berarti membimbing
secara bersama-sama dalam bentuk rombongan
28.MENGAPIT
Dapat diartikan mendampingi di sebelah
kanan dan kiri yang dapat dilakukan dalam posisi duduk, berdiri atau berjalan
29.BUCALAN
= BUANGAN
Kata benda dari sesaji yang akan
ditempatkan / dibuang di tempat-tempat tertentu (route perjalanan dan kompleks
penyajiannya telah diuraikan di depan / skenario)
Kata kerja dari pelaksanaan
penyajian sesaji bucalan gecok mentah dengan maksud mengharapkan partisipasi
dari para bahu rekso (makhluk yang tidak kelihatan) maupun yang kelihatan,
untuk menjaga jalan-jalan yang akan dilalui pengantin dan juga ditempat-tempat
yang akan dipakai tempat upacara/perhelatan dan diminta supaya tidak mengganggu
pengantin sekalian, beserta orang tuanya, keluarganya, pengiringnya, tamu-tamunya,
para panitia dan pembantunya dan lain-lain. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa
memberikan hajat Ngunduh Temanten tersebut selamat hingga upacara selesai
dengan paripurna khususnya kepada pengantin sekalian diberikan rakhmat, sejahtera
dan bahagia lahir batin
30.SIRAMAN
Menunjukkan pengertian kata benda dari
kata “siram” yang berarti suatu perbuatan tradisional mandi bagi setiap orang
calon mempelai wanita maupun pria menjelang akad nikah.
Untuk keperluan ini diperlukan pula syarat-syarat atau sesaji-sesaji yang disebut
“sirna siraman” yang ujudnya sesuai dengan uraian pada skenario.
Upacara siraman (mandi mempelai)
ini dipimpin dan dilakukan/dibantu oleh para ahli waris terdekat yang sudah tua
usianya baik dari garis bapak maupun dari garis ibu (sesuai masyarakat adat
yang bersifat ke bapak ibuan = perenteel)
31.PAES
Menunjukkan kata benda dari kata kerja
maesi, yang berarti merias dahi calon mempelai wanita oleh seorang wanita ahli
dalam tugas ini, agar wajah si calon mempelai wanita terlihat lebih cantik lagi
mirip gambaran wajah seorang bidadari.
32.KEMBANG
SETAMAN
Beberapa macam bunga yang dicampur satu
dalam sebuah tempat/wadah yang berisi air tawar
1.Pasang
Tarup
Pada
umumnya bangunan rumah yang tidak besar (tidak luas), tidak dapat menampung
jumlah tamu yang banyak, oleh karena itu dibuat bangunan tambahan. Agar suasana
perjamuan tampak indah, serasi dan semarak, bangunan tambahan tersebut dihias
dengan gaba-gaba, berupa janur (daun kelapa yang masih muda),
pelisir pare-anom (hijau kuning) atau gula-kelapa (merah putih) dan
sebagainya. Pemasangan bangunan tambahan, gaba-gaba beserta ragam
hiasnya tersebut disebut tarup. Pasang tarup merupakan awal
kegiatan peralatan mantu. Berbarengan dengan tarup tersebut disertakan upacara
selamatan (wilujengan) yang berisi doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Rasulullah
dan para leluhur, agar perhelatan perkawinan dapat berjalan dengan lancar dan
selamat sehingga tercapai apa yang diharapkan.Hal yang disiapkan adalah selamatan rasulan, nasi asahan, nasi
golong, ketan, kolak dan apem.
2.Upacara Buangan (Bucalan,
Jawa)
Pengadaan
sesaji untuk roh halus (yang baik maupun yang tidak baik) agar menjaga segala
penjuru bumi, sumber air, kekayuan besar dan lain sebagainya, sehingga tidak
ada yang mengganggu bahkan diharapkan membantu. Macam buangannya adalah pecok
bakal dan gecok mentah.
3.Menyiagakan Beras Di Pedaringan
Bapak dan ibu yang akan mengadakan
mantu agar menyiagakan beras menyiapkan diri dengan berpakaian Jawa. Ibu
mengenakan kain tuluh watu dan kebaya lurik. Ibu menggendong
bakul (tenggok) berisi beras, sedangkan bapak mendampinginya. Keduanya
masuk ke dalam rumah terus menuju ke pedaringan (tempat menyimpan beras
keluarga) untuk memasukkan beras (nyinggahaken wos = memasukkan atau
menyiagakan beras yang akan digunakan untuk keperluan mantu).
4.Upacara Tanak Nasi
Ibu
dengan dibantu bapak, mengambil beras dari pedaringan terus dibawa ke sumur.
Bapak mengambilkan air. Ibu mencuci beras (mususi). Beras dibawa ke
dapur. Bapak menyalakan api dapur. Ibu memasukkan beras ke dalam kukusan
(kerucut nasi). Itulah upacara menanak nasi. Setelah itu kegiatan menanak nasi
dilanjutkan orang lain.
5.Pasang Tuwuhan
Pemasangan
tuwuhan (tumbuhan) mengandung maksud agar kedua mempelai di kemudian
hari dapat dikaruniai tuwuh (keturunan) yang baik, yakni manusia utama.
a.Tempat Pemasangan
Tuwuhan
dipasang di muka rumah dan di pintu kamar mandi tempat bermandi pengantin (siraman).
b.Jenis Tetumbuhan
Diambilkan
dari tetumbuhan yang dipandang mempunyai nilai atau arti yang baik, antara lain:
–Setandan pisang suluhan,
lengkap dedngan batangnya (suluh=matang di batang, tidak diperam).
Dipasang di muka pintu rumah tempat menyelenggarakan perhelatan. Hal ini
bermaksud, mudah-mudahan bagi yang punya kerja dapat memiliki hati yang terang
dan roman yang cerah.
–Cengkir gading
(kelapa muda warna gading/kuning), menunjukkan pikiran yang cerah penuh
kemantaban.
–Tebu wulung batangan,
melambangkan jiwa yang disertai keteguhan pendirian.
–Daun keluwih seikat,
mudah-mudahan penyelenggaraan perhelatan tidak kekukrangan suatu apa, ,bahkan diharapkan
serba lebih.
–Daun ilalang,
semoga tidak ada hambatan atau halangan suatu apa.
–Daun apa-apa,
agar terhindar dari kesukaran atau gangguan yang berupa apapun juga.
–Padi seikat,
bersama.
–Dahan dan bunga
(bungkah buah kapas), semoga selalu sejahtera lahir batin, cukup sandang cukup
pangan.
–Ranting dan daun beringin,
semoga selalu mendapatkan perlindungan (pangayoman).
–Pengaron berisi kembang setaman,
ditempatkan di bawah tuwuhan. Itu sebagai suatu penghormatan terhadap Dewa
penjaga wisma dan Dewi Sri (pengaron = keramik sebangsa kuali terbuat
dari tanah).
UPACARA ADAT
MATI/WAFAT
Demikian,
sepasang pengantin itu akan mempunyai anak, menjadi dewasa, kemudian mempunyai
cucu dan meninggal dunia. Yang menarik tapi mengundang kontraversi, adalah saat
manusia mati. Sebab bagi orang Jawa yang masih tebal kejawaannya, orang
meninggal selalu didandani berpakaian lengkap dengan kerisnya (ini sulit
diterima bagi orang yang mendalam keislamannya), juga bandosa (alat pemikul
mayat dari kayu) yang digunakan secara permanen, lalu terbela (peti mayat yang
dikubur bersama-sama dengan mayatnya).
Sebelum
mayat diberangkatkan ke alat pengangkut (mobil misalnya), terlebih dahulu
dilakukan brobosan (jalan sambil jongkok melewati bawah mayat) dari keluarga
tertua sampai dengan termuda.
Sedangkan
meskipun slametan orang mati, mulai geblak (waktu matinya), pendak siji
(setahun pertama), pendak loro (tahun kedua) sampai dengan nyewu (seribu hari/3
tahun) macamnya sama saja, yaitu sego-asahan dan segowuduk, tapi saat nyewu
biasanya ditambah dengan memotong kambing untuk disate dan gule.
Nyewu
dianggap slametan terakhir dengan nyawa/roh seseorang yang wafat sejauh-jauhnya
dan menurut kepercayaan, nyawa itu hanya akan datang menjenguk keluarga pada
setiap malam takbiran, dan rumah dibersihkan agar nyawa nenek moyang atau orang
tuanya yang telah mendahului ke alam baka akan merasa senang melihat kehidupan
keturunannya bahagia dan teratur rapi. Itulah, mengapa orang Jawa begitu giat
memperbaiki dan membersihkan rumah menjelang hari Idul fitri yang dalam bahasa
Jawanya Bakdan atau Lebaran dari kata pokok bubar yang berarti selesai
berpuasanya